Arsitektur adalah bidang di mana konsep seni dan estetika yang ditanamkan
Allah dalam diri manusia dapat terlihat. Tapi tahukah Anda, ternyata masih
terdapat banyak arsitek di alam ini yang sama terampilnya dengan manusia? Salah
satu dari sekian banyak contoh yang ada adalah berang-berang.
Menebang Pohon dengan Gigi dan Cakar
Kisah tentang berang-berang dimulai dengan seekor pejantan dan betina yang
pergi untuk membuat sarang baru untuk mereka sendiri. Pasangan berang-berang ini
akan membangun rumahnya di atas sungai. Tapi, untuk mengerjakannya, pertama kali
mereka harus membendung laju arus sungai. Untuk menahan laju aliran ini mereka
menggunakan cara yang sama seperti yang telah dilakukan manusia selama ratusan
tahun. Dengan kata lain, mereka membuat bendungan.
Untuk memulai membangun bendungan, pertama-tama mereka harus mendapatkan
bahan baku. Bahan baku ini terdiri atas balok kayu dan cabang-cabang pohon.
Berang-berang mulai bekerja dengan pergi menuju areal hutan di sekitar sungai.
Pertama-tama mereka memakan sedikit dedaunan dari pohon yang mereka temukan.
Tapi tugas utama mereka adalah menebang dan mendorong pohon ini hingga roboh.
Mereka melakukannya dengan cara menggerogoti batang utama pohon tersebut. Yang
menarik di sini adalah mereka menggerogoti kayu sedemikian rupa sehingga ketika
pekerjaan menebang berakhir, batang pohon senantiasa roboh ke arah sungai.
Menebang dan merobohkan pohon masih merupakan bagian pekerjaan yang paling
sederhana. Selanjutnya, berang-berang memotong pohon tersebut pada
cabang-cabangnya. Mereka memulai membangun bendungan dengan meletakkan
cabang-cabang tersebut di depan gelondongan kayu terbesar yang telah mereka
robohkan sebelumnya. Perlu diketahui bahwa, setiap saat, peralatan yang mereka
gunakan hanyalah cakar dan mulutnya saja.
Mereka melakukan pekerjaan menebang pohon dan membangun bendungan dengan
penuh kesabaran. Dua ekor berang-berang menebang rata-rata empat ratus pohon per
tahun. Mereka memotong-motong pepohonan yang berada agak jauh dari bendungan
pada cabang-cabangnya, dan kemudian menyeret potongan-potongan tersebut ke
bendungan.
Berang-berang selalu menggunakan gigi depan untuk menggerogoti batang atau
cabang pohon. Karena mereka menggunakannya setiap waktu, maka gigi depan ini
menjadi tumpul atau rusak. Tetapi rahang berang-berang dibuat dengan
memperhitungkan semua hal ini sebelumnya. Gigi depannya yang tajam selalu tumbuh
memanjang, layaknya kuku manusia. Demikianlah, Allah Yang Maha Besar, yang
menciptakan berang-berang, juga menciptakan gigi mereka sesuai dengan pekerjaan
yang harus mereka lakukan.
Tubuh berang-berang didisain sedemikian rupa sehingga memudahkan mereka untuk
berenang dan menyelam dalam air. Kakinya berselaput sehingga mudah mengayuh air.
Ekor belakangnya berbentuk seperti dayung raksasa, sehingga mereka dapat
berenang dengan nyaman dalam air.
Dan Bendungan Pun Terbentuk...
Berang-berang terus saja membangun bendungan mereka dengan penuh semangat.
Mereka begitu ahli dalam menyusun batang pohon dan cabang-cabang kecil, dan
memperluas bendungan sedikit demi sedikit setiap hari.
Lambat-laun, bendungan menjadi semakin besar sehingga permukaan air yang
terbendung di bagian depan pun semakin meninggi. Akhirnya, setelah beberapa
bulan bekerja, danau yang besar pun terbentuk. Tapi karena danau bertambah
besar, berang-berang harus memperkokoh bendungan tersebut dan memperbaiki
kerusakannya. Mereka melakukan tugas berat ini dengan penuh
kesabaran.
Pemandangan yang muncul sebagai hasil kerja keras selama beberapa
bulan ini sungguh menakjubkan. Sebuah bendungan yang sesungguhnya, yang
menyerupai buatan manusia, telah terbentuk.
Pada pengamatan lebih dekat, berang-berang membuat bendungan mereka dalam
bentuk cekung. Bentuk seperti ini tidak dipilih secara kebetulan. Karena bentuk
bendungan yang terbaik menahan tekanan air adalah bendungan yang berbentuk
cekung. Faktanya, bendungan pembangkit listrik tenaga air modern yang ada
sekarang juga dibangun dalam bentuk cekung.
Singkat kata, berang-berang memiliki pengetahuan tentang konstruksi, yang
pada manusia dicapai setelah beberapa waktu, sejak hari pertama dari kehidupan
mereka. Lalu, siapakah yang memberikan mereka pengetahuan tersebut? Tidak
diragukan lagi, suatu makhluk hidup tidak mungkin memperoleh kemampuan membangun
bendungan secara kebetulan. Ia tidak dapat menemukan bentuk bendungan yang akan
memiliki daya tahan terkuat dalam menahan tekanan air secara kebetulan, dan ia
pun tidak mampu menurunkan kemampuan ini kepada generasi berikutnya. Adalah
Allah Yang Maha Besar, yang memberi berang-berang kemampuan yang mereka miliki,
yang menciptakan semua makhluk hidup, dan yang memberi ilham atas apa yang
mereka lakukan.
Rumah Bertingkat di Atas Air
Tujuan berang-berang membangun bendungan yang besar ini adalah untuk
mendapatkan danau dengan air yang tenang di mana mereka dapat membuat sarang.
Mereka juga membuat sarang ketika mereka sedang membangun bendungan. Sarang
tersebut terletak di salah satu sisi danau, di suatu tempat yang dekat dengan
tepian. Sarang ini, yang terlihat seperti gundukan kayu jika dilihat dari atas,
ternyata didisain dengan sangat rapi.
Satu-satunya jalan masuk ke dalam sarang adalah dari bawah permukaan air.
Untuk mencapainya, haruslah melalui terowongan tersembunyi. Terowongan ini
bermuara pada suatu bilik tersembunyi di atas permukaan air. Keluarga
berang-berang hidup di bilik yang kering dan aman ini. Sejumlah berang-berang
membangun sarangnya dua lantai. Lantai pertama adalah sebagai jalan masuk dan
ruang tamu, dan laintai berikutnya sebagai ruang makan dan ruang tidur.
Sarang berang-berang memiliki dua jalan masuk bawah air dan satu lubang angin
yang terletak di bagian paling atas. Dalam sarangnya yang luar biasa ini,
berang-berang tidak hanya terlindung dari bahaya luar, tapi juga memiliki
naungan yang nyaman.
Ilham dari Allah
Jawaban atas pertanyaan ini tampak nyata pada musim dingin. Pada musim
dingin, permukaan air membeku dan membentuk lapisan es yang lumayan tebal. Jika
danau tidak cukup dalam, danau akan membeku hingga ke dasar, dan segala yang ada
akan memjadi bongkahan es, dan ini akan melumpuhkan kemampuan berang-berang
untuk bergerak.
Berang-berang, seolah tahu akan hal ini dan berusaha membuat danau kecil
tersebut sedalam mungkin. Dengan demikian, di musim dingin, lapisan air yang
tebal tersisa di bawah es. Ini cukup bagi berang-berang untuk dapat bergerak di
dalam air dan mendapatkan makan.
Jika seseorang berpikir tentang hal ini, akan jelas bahwa apa yang dilakukan
oleh berang-berang sangatlah luar biasa. Makhluk kecil ini berhasil mengerjakan
sesuatu yang kebanyakan orang tidak mampu melakukannya tanpa pendidikan dan
pelatihan khusus. Jadi, siapakah yang menjadikan mereka mampu melakukan hal
ini?
Adalah mustahil mengatakan bahwa berang-berang adalah makhluk yang memiliki
kecerdasan istimewa. Jadi, bagaimana binatang kecil ini merencanakan sarangnya
dengan terowongan masuk istimewa ke dalam air, dan dilengkapi lubang angin?
Bagaimana mereka tahu cara membuat bendungan dengan disain yang sama seperti
pusat-pusat pembangkit listrik tenaga air paling modern di dunia?
Pekerjaan-pekerjaan ini jauh di luar jangkauan kecerdasan dan pengetahuan
yang dimiliki binatang kecil yang menawan ini. Jelas bahwa ada kekuasaan luar
biasa yang memungkinkan mereka melakukan pekerjaan dengan sangat baik.
Allah Yang Maha Besar, yang menciptakan semua makhluk hidup dan mengilhami
perilaku berang-berang, juga mengilhami berang-berang untuk membuat bendungan
dan sarang mereka yang sempurna. Allah menyatakan Kekuasaan-Nya atas semua
makhluk hidup dalam sebuah ayat Alquran:
Dan kepunyaan-Nyalah siapa saja yang ada dilangit dan di bumi. Semuanya hanya kepada-Nya tunduk. (QS. Ar-Ruum, 30:26)
By Harun Yahya
Sumber : www.harunyahya.com/indo/
|
0 komentar:
Posting Komentar